Sepakbola untuk gaya hidup sehat

Sepakbola adalah olahraga dengan jumlah peminat terbanyak di dunia, makanya kurang lebih 60% masyarakat di dunia memberikan waktunya untuk berolahraga di bidang yang satu ini.
Bermain sepakbola efeknya dapat meningkatkan kebugaran tubuh, mengurangi tingkat stres, sekaligus membantu Anda tetap aktif. Bahkan, manfaatnya lebih baik dibandingkan olahraga berjalan kaki.
Manfaat ini dibuktikan melalui proyek penelitian yang melibatkan lebih dari 50 peneliti dari tujuh negara. Para peneliti mempelajari aspek-aspek fisiologis, psikologis, dan sosiologis dalam permainan sepakbola, dikutip dari Health Bulletin.
Penelitian yang dipimpin Profesor Peter Krustrup dan Jens Bangsbo dari Department of Exercise and Sports Sciences, University of Copenhagen menghabiskan waktu tiga tahun. Riset ini melibatkan pria, wanita, dan anak-anak berusia 9 sampai 77 tahun. Responden kemudian diteliti berdasarkan pembagian, yakni kelompok bermain sepakbola, berjalan dan kelompok yang melakukan kontrol terhadap sesuatu.

 
Hasilnya, sepakbola menyediakan efek kesehatan dan kebugaran yang lebih baik daripada hanya melakukan olahraga lari.
Peter Krustrup menyimpulkan, "Sepakbola adalah olahraga tim yang sangat populer. Olahraga ini menganut faktor-faktor motivasi dan sosial positif yang dapat memfasilitasi kepatuhan dan memberikan kontribusi pada pemeliharaan gaya hidup aktif secara fisik.”
Krustrup menambahkan, dengan bermain kulit bundar selama 2-3 jam setiap minggu akan membuat badan menjadi segar bugar. "Bermain sepakbola sangat efektif meningkatkan kinerja organ tubuh secara normal sehingga, termasuk pengurangan risiko penyakit kardiovaskuler, jatuh dan patah tulang."

Olahraga ini pun berlaku universal. Pria, wanita, anak, tua dan muda bisa memainkannya dan bisa mendapatkan manfaat yang sama. Tunggu apalagi, ayo olahraga sambil bermain dengan si kulit bundar!


Mahasiswa dan Demonstrasi



 
Demonstrasi bukan hal yang asing bagi mahasiswa. Demonstrasi adalah sesuatu yang tak terpisahkan sebagai bagian penyampaian aspirasi kepada pemerintah sejak dahulu dan mendapatkan momentumnya ketika keran reformasi dibuka pada 1998 yang merupakan tonggak peletakan reformasi demokrasi di Indonesia.. Sejak terbukanya keran reformasi tersebut, aksi-aksi demonstrasi pun marak dilakukan oleh mahasiswa Indonesia, baik yang dilakukan dengan massa yang banyak maupun dengan massa yang lebih sedikit. Jika demonstrasi itu dilakukan dengan tertib dan tetap menjaga kepentingan umum, tentunya itu bukan jadi masalah. Namun, jika akhirnya dilakukan dengan cara yang radikal dan merusak fasilitas umum, maka itu menjadi disorientasi dari esensi aksi demonstrasi itu sendiri.
Demonstrasi mendapatkan legitimasinya melalui filosofi dari demokrasi itu sendiri yaitu “Vox populi, vox dei” yang artinya “suara rakyat, suara Tuhan”. Memang benar, demonstrasi adalah hak dari warga negara Indonesia itu sendiri untuk menyuarakan pendapatnya di muka umum. Tetapi kita juga harus menyadari bahwa demonstrasi hanyalah sebuah saluran diantara saluran-saluran lain untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Dan banyak demonstrasi yang terjadi akhir-akhir ini yang merupakan sebuah harga mati.
Mahasiswa dengan intelektualitas, kuatnya tenaga, dan idealitas pemikiran diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam perubahan. Perubahan yang dimaksud tentunya pada hal-hal yang positif. Tetapi dewasa ini masyarakat agaknya meragukan karakter intelektualitas mahasiswa dikarenakan tingkah laku mahasiswa yang tergambar dari aksi demonstrasi yang semakin tidak mengedepankan sisi intelektualitas. Kekerasan, merusak fasilitas, baku hantam dengan aparat atau bahkan penurunan foto presiden beberapa waktu lalu, adalah sebagian gambaran dalam aksi mahasiswa.
Demontrasi yang kini makin marak dilakukan mahasiswa di berbagai daerah, terlebih akan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) tanggal 1 April 2012 mendatang menjadi satu kekhawatiran bagi masyarakat bila cara radikal yang tetap menjadi pilihan. Meski secara umum, masyarakat mendukung aspirasi yang akan disampaikan mahasiswa, tetapi tidak dengan cara-cara seperti diatas. Banyaknya kalangan berpendapat bahwa seharusnya cara yang dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan audiensi atau mediasi kepada pemerintah secara tertib. Mahasiswa dapat menyampaikannya langsung dan tidak perlu menggunakan kekerasan, apalagi merusak fasilitas umum.
Disisi lain, mahasiswa juga tentunya memiliki alasan untuk itu semua. Demontrasi yang dilakukan adalah bagian atau cara terakhir yang dilakukan setelah cara audiensi tidak mendapat respon dari pemerintah. Audiensi yang dilakukan tidak hanya sekali dan tetap nihil tanggapan. Atau tanggapan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang mereka (mahasiswa) tuntutkan. Padahal aspirasi yang mereka usung adalah apirasi masyarakat. Selain masalah naiknya harga BBM, masih banyak masalah lain di negeri ini yang memancing aksi demontrasi. Termasuk masalah banyaknya oknum wakil rakyat yang tidak pro dengan rakyat.
Pencitraan mahasiswa yang demikian, memancing pula pada kekhawatiran orang tua mahasiswa. Penulis sendiri masih berstatus mahasiwa dan kebetulan jauh dari rumah. Pada beberapa kesempatan, terkadang dihubungi orang tua agar tidak ikut-ikutan dalam aksi demontrasi. Orang tua tentunya menginginkan anaknya mengikuti pendidikan dan menuntut ilmu dengan sebaik-baiknya. Mungkin hal ini bukan hanya terjadi pada penulis saja, tetapi pada teman-teman mahasiswa yang lain.
Hal yang selanjutnya adalah bagaimana peranan perguruan tinggi dalam menyikapi hal ini. Baik buruknya pencitraan mahasiswa tentunya berimbas pada pencitraan perguruan tinggi pula. Bagaimana pun, masyarakat akan memandang bahwa mahasiswa itu berkembang dan melaksanakan pendidikannya di kampus dan kampus mempunyai andil yang besar. Tetapi banyak pihak kampus sendiri terkadang tidak tahu akan adanya aksi demontrasi mahasiswanya. Banyak aksi-aksi itu dilakukan dengan illegal dan tanpa ijin ke pihak birokrat kampus. Bila mereka memohon ijin, tentunya dari pihak kampus akan memberikan arahan sebagaimana mestinya.
Tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat menjadi pedoman bagi perguruan tinggi dalam membentuk karakter dan intelektualitas mahasiswa. Ketiga hal ini harus bersinergi secara apik agar tidak terjadi kesenjangan atau bahkan penyimpangan. Termasuk mengurangi kemungkinan maraknya aksi mahasiwa yang menggunakan kekerasan dan mengembalikan karakter intelektualitas mahasiwa. Dan antisipasi adanya tunggangan kepentingan pada demonstrasi yang dilakukan mahasiswa.
Penulis berharap bahwa aksi penyampaian aspirasi yang merupakan jalan terakhir ini dapat dilakukan dengan cerdas dan mengedepankan sisi damai. Fungsi komunikasi antara pemerintah, masyarakat dan mahasiswa dilakukan dengan sebaik-baiknya, agar tidak ada alasan lagi untuk demontrasi yang merusak fasilitas. Jangan sampai demontrasi ini justru sebagai bumbu yang merusak tatanan demokrasi Negara. Karena pada dasarnya demontrasi itu lahir dari opini dan perbedaan persepsi antara pihak-pihak didalamnya.

Budaya jilbab di kalangan pelajar di Indonesia

Tidak sedikit kaum Muslim, bangsa Indonesia khususnya, yang meyakini bahwa pakaian hanyalah sekedar budaya, yang seluruh perancangan dan pemakaiannya terserah selera, keinginan atau budaya mode yang datang dari sana dan dari sini. Sehingga bisa jadi pakaian manusia yang notabene Muslim atau Muslimah, dia seolah orang primitif atau orang yang katanya “modern” karena dianggapnya yang datang dari Barat atau Timur itu adalah “modern”

“Buka-bukaan” pun tidak jadi masalah, bahkan menjadi trendy dan gaya hidup, padahal di dalam ajaran Islam, pakaian bukan saja merupakan budaya, tetapi justru merupakan ungkapan ibadah dan pengabdian terhadap Pencipta alam semesta yang telah memberinya berbagai anugrah, termasuk didalamnya finansial berupa pakaian.
Dari hasil wawancara dengan salah satu mahasiswi. Dia sedikit menceritakan kisahnya sehingga ia mengenakan jilbab sampai sekarang. Pada mulanya, dia tidak pernah mengenakan jilbab. Ketika ia mendaftar ke Universitas dan diharuskan untuk mengenakan jilbab, ia sangat merasa risih. Tapi setelah lulus dan terbiasa, akhirnya ia tidak lagi risih dengan melakukan hal tersebut. “Awalnya saya merasa risih ketika mengenakan jilbab untuk pertama kalinya, mungkin karena belum terbiasa. Tapi, lama kelamaan saya sudah merasa nyaman dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Dan pada akhirnya saya berniat untuk mengenakan jilbab bukan untuk di wilayah kampus saja, melainkan di luar kampus juga. Dan Alhamduliah hal tersebut saya jadikan kebiasaan sampai sekarang”, ungkapnya. Lilies merasa bahwa dengan mengenakan jilbab ia merasa lebih anggun dan merasa harga dirinya lebih tinggi dibanding sebelum mengenakan jilbab. Dalam mengenakan jilbab, Lilies membedakan jilbab yang dikenakan dalam wilayah kampus dan di luar kampus (ketika jalan-jalan). Biasanya dalam wilayah kampus, Lilies mengenakan jilbab yang ukurannya hingga di bawah dada. Selain itu, Lilies juga mengenakan rok sebagai salah satu ciri khas mahasiswi . Dan apabila Lilies berada di luar kampus, dia biasanya mengenakan busana muslimah yang sedang ngebooming saat ini. Busana yang sering dikenakan Lilies ketika hang out, yaitu mengenakan gamis dan jilbab yang berbahan dasar syfon. Alasannya karena ia lebih leluasa bergerak ketika mengenakan gamis dibanding mengenakan pakaian yang berbahan dasar kaos ataupun kemeja. Saat ini Lilies sudah mengenakan jilbab kurang lebih selama satu tahun. Dan ia berharap agar semua mahasiswi di indonesia, tidak hanya mengenakan jilbab ketika berada di wilayah kampus saja, melainkan di luar kampus juga.

Merokok merupakan budaya warisan penjajahan





Barang kali tak asing lagi ditelinga kita pembahasan mengenai rokok yang dewasa ini acap kali menjadi tema-tema sentral dalam perbincangan. Sebagaimana yang kita ketahui sebagian besar opini publik memberikan deskripsi eksplisit bafvhwa rokok memiliki sisi negatif yang lebih dominan daripada sisi positif yang dimilikinya. Dengan adanya hal tersebut mencuatlah ke permukaan pro-kontra konsumsi rokok di negara kita.
Opini publik yang lebih dominan menyuarakan sisi negatif rokok cenderung terfokus dari segi kesehatan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa di dalam rokok terkandung berbagai macam zat kimia yang mempunyai efek buruk terhadap kesehatan. Konon, “menghabiskan sebatang rokok sama halnya dengan mengurangi sehari masa hidup kita”. Ini menunjukan seakan-akan rokok merupakan penyebab murni kematian. Padahal, belum tentu orang yang merokok kelak akan mati atau menderita kesehatannya dengan hanya disebabkan oleh rokok.
Rokok dengan sisi negatifnya yang lebih dominan merupakan warisan penjajah. Penjajah selalu berkeinginan untuk menundukkan dan menguasai obyek jajahannya. Dengan berbagai cara, apapun akan mereka lakukan untuk mewujudkannya. Sebagai sarana untuk melemahkan jajahannya --pada umumnya-- mereka membawa hal-hal yang berefek buruk bagi jajahanya. Budaya rokok memang merupakan warisan penjajah, akan tetapi apa yang dibawa oleh penjajah tidak menutup kemungkinan memberikan dampak positif terhadap obyek jajahannya. Kendati opini publik lebih terfokus terhadap sisi negatif rokok, akan tetapi tak dapat dipungkiri lagi –kenyataannya-- rokok sebagai budaya yang diwariskan oleh penjajah memiliki sisi positif yang berperan besar dalam upaya mewujudkan kesejahteraan bangsa.
Sejarah Munculnya Budaya Rokok di Indonesia
Menilik historisitas munculnya rokok bahwasannya rokok pertama kali ditemukan di Amerika. Hal tersebut berawal dari penjelajahan bangsa-bangsa Eropa berkisar pada awal abad ke 15 menuju Amerika.


Mereka bertujuan untuk melihat kondisi perkembangan masyarakat Amerika paska kemerdekaan, dan secara tidak langsung mereka juga mengenal gaya hidup (life style) masyarakat Amerika pada saat itu. Keunikan gaya hidup mereka tampaknya mengundang simpatik yang begitu besar bagi pengunjung dari Eropa tersebut, tidak terkecuali dalam hal merokok. Sehingga, setelah para penjelajah tersebut kembali ke daerah asal mereka yaitu Eropa, mereka pulang dengan membawa bibit tembakau (sebagai bahan dasar pembuatan rokok). Tanpa disadari mereka mengadopsi life style masyarakat Amerika tersebut. Kemudian para penjelajah dari Eropa tersebut mulai menghisap daun tembakau (merokok) dan kebiasaan inipun mulai menyebar keseluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.Bangsa Eropa merupakan bangsa yang gemar melakukan penjelajahan. Awalnya, hal tersebut pure mereka lakukan dengan adanya keinginan yang kuat untuk menemukan dunia-dunia baru. Kemudian, berangkat dari peristiwa jatuhnya kota Konstantinopel (Byzantium) pada tahun 1453 M ke tangan Turki Usmani, aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia terputus. Bangsa Eropa menghadapi kendala krisis perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, bangsa Eropa berusaha keras mencari sumbernya dengan melakukan penjelajahan samudera.Singkatnya, sampailah penjelajahan mereka di Indonesia. Bangsa Eropa yang pertama kali menginjakkan kaki di bumi pertiwi ialah Bangsa Portugis pada abad ke 15 yang dipimpin oleh Alfanso d’Albuquerque. Kedatangan mereka tepatnya di daerah Maluku. Selanjutnya, kedatangan mereka di Indonesia disusul oleh Bangsa Spanyol, Belanda, dan Inggris. Perlawatan mereka (Bangsa Eropa) ke Indonesia sebagai upaya untuk menuntaskan kendala krisis perdagangan rempah-rempah akhirnya tidaklah sia-sia. Indonesia merupakan daerah penghasil rempah-rempah terbesar pada zamannya. Sehingga, tak ayal pada saat itu mereka saling memperebutkan Indonesia.
Perlawatan mereka di Indonesia yang menjelma menjadi penjajahan dengan tujuan mengeruk kekayaan Indonesia sebagai sumber rempah-rempah dalam rangka menuntaskan kendala krisis perdagangan rempah-rempah tidaklah berjalan singkat. Diantara mereka yang paling menonjol memakan waktu paling panjang ialah Bangsa Belanda, dengan jangka waktu yang kurang lebih mencapai 3,5 abad. Secara tidak langsung –adanya rentang waktu kehidupan mereka yang berjalan cukup panjang di Nusantara-- mereka mengenalkan gaya hidup dan budaya mereka. Dalam hal ini ialah rokok. Sebagaimana sejarah munculnya budaya merokok di Eropa dimana mereka mengadopsinya dari Amerika, Bangsa Indonesia pun sebagai korban penjajahan tanpa disadari juga mulai mengadopsi budaya mereka. Sehingga, dapat dikatakan bahwasannya rokok merupakan budaya warisan penjajah lantaran Bangsa Eropa yang ada di Indonesia pada saat itu tengah menjajah Bangsa Indonesia.Rokok Ikut Berperan dalam Upaya Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa.

Senada dengan opini publik rokok memang mempunyai sisi negatif, namun dibalik sisi negatif rokok yang acapkali diteriakkan dalam opini publik, rokok tentunya juga memiliki sisi positif yang berperan besar dalam upaya mewujudkan kesejahteraan bangsa. Sisi positif rokok tersebut terlihat jelas dari segi ekonomi.
Tak kalah menyita perhatian publik dimana rokok merupakan salah satu sumber pendapatan keuangan negara. Fahmi Idris (mantan Menteri Perindustrian) mengatakan bahwasannya penerimaan negara dari cukai dan pajak rokok cukup besar bahkan mengalahkan penerimaan negara dari hasil pertambangan, yakni Freeport yang dalam satu tahun tidak pernah melebihi angka Rp 3 triliun. Pasalnya, cukai yang diterima oleh pemerintah dari industri rokok dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Menurut sejumlah laporan, pada tahun 2001 pendapatan negara melalui industri rokok senilai Rp 17 triliun. Kemudian pada tahun 2007 angka ini melambung menjadi 42,03 triliun.
Meskipun sektor pajak merupakan penyumbang terbesar pendapatan negara, akan tetapi selain pajak industri rokoklah yang paling berperan aktif dalam meningkatkan pendapatan negara, mengingat sumbangan yang diberikan oleh industri rokok kian meroket dari tahun ke tahun. Dengan jelas hal ini menunjukkan bahwa rokok memberikan sumbangan yang tidaklah sedikit dalam pendapatan negara.
Kemudian, yang masih merupakan sisi positif rokok dari segi ekonomi ialah meningkatkan perekonomian rakyat. Bahan dasar rokok ialah tembakau, dan penyuplai tembakau sepenuhnya adalah petani tembakau. Industri rokok sudah barang tentu membutuhkan tenaga kerja dengan jumlah yang cukup besar guna memperlancar laju produksi rokok. Hal ini menunjukan peran industri rokok dalam menanggulangi masalah pengangguran yang kerap kali melanda rakyat dalam berbagai lapisan. Secara tidak langsung dengan adanya lapangan pekerjaan guna menanggulangi masalah pengangguran, hal tersebut dapat meningkatkan perekonomian rakyat.
Dengan hadirnya industri rokok yang telah aktif berperan dalam meminimalisir pengangguran, rakyat cenderung menggantungkan kehidupan mereka pada lapangan pekerjaan yang sepenuhnya merupakan kontribusi industri rokok. Lapangan pekerjaan tersebut menjadi satunya-satunya tulang punggung sumber penghidupan mereka. Sehingga, di satu sisi rokok memang sangatlah dibutuhkan oleh rakyat.
Melalui peningkatan pendapatan negara serta perekonomian rakyat sedikit demi sedikit lambat laun kesejahteraan bangsa dapat terwujud. Diakui ataupun tidak rokok memiliki sisi positif yang sangatlah berperan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan bangsa. Sisi positif rokok dari segi ekonomi cukuplah menjadi bukti kongkret atas peran besar rokok dalam hal tersebut.

Daftar Pustaka1.Muhammad Yunus BS, Kitab Rokok, Nikmat & Mudharat, Yang Menghalalkan atau Mengharamkan (Yogyakarta: Kutub, 2009), hlm. 13.
2.Aris Oneto, “Sejarah Pelayaran Bangsa Eropa” dalam http://sahabatriswanto.blogspot.com.3.Fandy, “Sejarah Datangnya Bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia” dalam http://ippang92.blogspot.com.4.Rudi, “Pendapatan Negara Cukai dan Pajak Rokok Capai Rp 52 Triliun” dalam http://Depkeu.Multiplay.com.
5.Master, “Positif Rokok” dalam http://gue-aja.blogspot.com.

7 Gaya rambut yang disukai wanita

Rambut adalah sebuah mahkota di kepala jadi tidak heran kalau ada orang benar-nbenar memperhatikan rambutnya tersebut, dan banyak orang juga selalu mengikuti model rambut jaman sekarang atau model gaya rambut yang populer.
Nah kali ini blog ini akan memberikan model gaya rambut pria yang disukai wanita saat ini anda bisa mencontohnya bila ada yang anda sukai.
Sedangkan untuk model gaya rambut wanita maaf saya belum bisa menuliskanya mudah-mudahhan waktu dekat ini saya bisa menuliskan gaya rambut wanita tapi sekarang simak dulu gaya rambut pria ya he...








Gimana model rambutnya keren-keren bukan ? silahkan anda pilih sendiri ya seperti apa yang anda suka mungkin bisa anda diskusikan dengan teman dekat anda misal pacara tau istri anda mau gaya rambut pria yang mana yang anada pilih :)

Bergaya di depan kamera sebagai life style



Kali ini saya akan membagikan beberapa tips untuk bergaya di depan kamera foto, Let’s Be Smart And Let’s Begin !!! Untuk bergaya didepan kamera emang kadang bikin tidak percaya diri.. kadang merasa kurang inilah, kurang itu lah atau kok kenapa hasilnya jadi begini, padahal tadi saya bergayanya bagus?????...tapi mungkin itulah orang yang tidak percaya diri di depan kamera, jadi selalu merasa kurang melulu...ya mudah-mudahan orang yang ga percaya diri di depan kamera bisa menjadi percaya diri setelah membaca tips ini.
Tips Percaya Diri Sewaktu Didepan Kamera
Yakin
Yakinkan bahwa anda sudah tampil apa adanya, Yakini bahwa wajah yang sekarang anda miliki adalah yang terbaik buat anda, Bisiki hati anda bahwa pasti saya akan bisa, Syukuri apa yang ada dan berikan yang terbaik.
Mencari Senyum Yang Pas
Cara melakukannya, berlatih di depan cermin, biar nanti, waktu ada sesi foto-foto kita bisa tampak lebih cantik, cakep, pokognya wah deh.
*hal ini banyak dilakukan cewek.
Membayangkan Yang Lucu-lucu
Ketegangan pada saat difoto, hanya akan membuat gaya foto kita tampak kaku, nah supaya tidak tegang, lakukan tips di atas. Hal seperti ini biasa terjadi saat ada sesi pemotretan acara resmi.
Pilih Sisi Yang Paling Menarik
Jika ingin mengetahui sisi menarik dari diri sendiri, coba perhatikan diri sendiri di depan cermin, sisi paling menarik dari tiap orang berbeda-beda.
Pandangan Mata Melihat Ke Lensa
Jika kalian nggak fokus ke lensa, maka akan ngebikin hasil fotonya jelek, karena kita jadi terlihat sedang melamun dan berpandangan kosong.
Perhatikan Posisi Badan
Posisi badan yang kurang pas bakalan ngebikin foto kita jadi jelek dan nggak enak dilihat, jadiii, jangan sungkan-sungkan buat minta instruksi sama tukang fotonya ya…


Oke dech semoga dengan membaca tips ini bisa berguna dan bermanfaat dan juga berhasil, apa lagi kalau di depan kamera TV, Tak banyak orang tahu, betapa beratnya beban yang harus dipikul seseorang untuk tampil berbicara di depan kamera TV. Sebagian orang begitu cepat belajar, sehingga disukai TV dan ditampilkan berulang-ulang. Namun, sebagian lainnya hanya mampu tampil 1-2 kali, dan begitu selesai ia merasa begitu stres serta menyesali penampilan dirinya. "Mengapa saya harus berada di sana?", "Betapa buruknya penampilan saya" atau "Mengapa waktu begitu cepat berlalu, padahal saya belum sempat menyampaikan hal-hal yang harus saya sampaikan?" Komentar seperti itu barangkali keluar dari sebagian Anda yang pernah tampil di depan layar kaca. Oke kembali ketopik kita, ini sudah ke kamera TV padahal yang kita bahas di depan kamera foto, bagi anda yang pemalu buanglah rasa malunya jauh-jauh karena bisanya jadi berantakan semua dengan rasa malumu.
GOOD LUCK…………………..

Analisa Ekonomi Politik Buruh Non Manufaktur


Analisa Ekonomi Politik Buruh Non Manufaktur

I.    Pengantar
      Seringkali kita masih menemukan pengertian yang kabur tentang kelas buruh. Siapa sebenarnya yang termasuk dalam kelas buruh ? Apakah hanya orang orang yang bekerja di pabrik dan membangun jalan sajakah ? Sementara itu ada suatu realitas tentang kita yang tidak bekerja di pabrik. Termasuk dalam klas apakah kita ini ? Untuk jelasnya maka perlu kiat melihat  sedikit pengantar tentang pembagian kelas dalam masyarakat kapitalis .
      Perkembangan kapitalisme telah membagi masyarakat  kedalam dua kelas fundamental yang saling bertentangan dalam hubungan aktivitas ekonomi – politik. Kedua kelas fundamental dalam masyarakat kapitalis tersebut adalah kalas kapitalis (pemilik modal) dan kelas pekerja (Buruh). Diluar kedua kelas ini, sebenarnya terdapat kelas-kelaslain, yang disebut borjuis kecil, yang berperan sebagi kelas antara yang menopang  kehidupan kapitalsme, namun  tentang hal itu tidak akan kita bahas disini.
      Kelas kapitalis terdiri dari segelintir orang yang memiiki alat produksi (pabrik, perusahaan, modal, dll). Sementara kelas buruh terdiri dari mayoritas orang yang tidak memiliki alat produksi sehingga harus mempekerjakan diri pada orang yang memiliki alat produksi (kapitalis), dan menerima upah dari sikapitalis untuk menyambung hidup. Mejadi jelas bahwa kita yang tidak bekerja dipabrik, atau dibidang pembangunan jalan, atau membuat bangunan, juga merupakan kelas buruh.
      Lalu apa yang disebut buruh non manufaktur ? Buruh sector non manufaktur adalah buruh yang bekerja tidak pada industri-industri yang berbasis pabrik. Misalnya ; sector perkebunan, rumah sakit, transporasi, perhotelan, perdagangan, pertambangan, sekuiriti, dll. Jadi buruh non manufaktur tida selalu identik dengan buruh yang menghasilkan jasa, karena beberapa sector yang termasuk kategori non anufaktur juga memproduksi barang ; seperti pertambangan, perkebunan, pertanian, peternakan, dll. Barang-barang ini bukan barang yang siap dipakai tapi merupkan bahan dasar atau bahan baku untuk diproses lebih lanjut di industri manufaktur.

II.   Peran Dalam Perekonomian

     
      Data tahun 1999 menunjukan jumlah buruh yang bekerja padasektor non manufaktur adalah sejumlah 77.300.904 orang, yang terbagi kedalam sector pertanian, perkebunan, perdagangan, transportasi, konstruksi, pertambangan, keuangan pelayanan publik,  pelayanan personal, listrik, gas, dll. (Lihat tabel) Dengan jumlah yang sedimikian besar, peranan buruh sector non manufaktur dalam perekonomian sangatlah menentukan. Dari sisi produktivitas hasil usaha andil sector pertanian, perkebunan, dan pertambangan, sangatlah besar dalam memberikan kontribusi devisa negara. Khusus pada kedua sector ini tetap menjaga tingkat produktivitas mereka disaat krisis, dimana pada saat itu sebagaian besar idustri kolaps.
      Sementara jasa-jasa yang lain disediakan yang lain disediakan sebagai sarana sarana untuk mempelancar proses sirkulasi/perputaran barang dan kapital/uang, dengan memberikan pelayanan. Yang termasuk dalam  sector ini adalah buruh yang bekerja disektor perbankan, transportasi barang dan manusia, perhotelan, konstruksi, asuransi, pergudnan, dan lain sejenisnya. Khusus tentang perbankan, ia menjadi salah salah satu sector kuncibagi kelangsungan perputaran modal tersebut. Perbankan menyediakan dana/modal (dalam bentuk kredit) bagi setiap sector industri untuk kelangsungan industrinya. Kredit tersebu harus dibayar oleh setiap perusahaan beserta bunga yang telah besarnya telah ditatapkan. Uang yang dipinjamkan oleh Bank tersebut merupakan uang tabungan masyarakat. Sering kali industri-industri tidak sanggup membayar pinjamannya sehingga banknya menjadi rugi.

No
Sektor Utama Industri
1997
1998
1999
1
Perkebunan, kehutanan, nelayan, pemburu
34.789.927
39.414.765
38.378.133
2
Pertambangan dan penggalian
     875.280
     674.597
     725.739
3
Industri manufaktur
11.008.951
  9.933.622
11.515.955
4
Listrik, Gas dan Air
233.237
147.849
188.321
5
Konstruksi
4.184.970
3.521.682
3.415.147
6
Perdagangan, retail, hotel dan restoran
16.953.006
16.814.233
17.529.099
7
Transportasi, pergudangan, dan komunikasi
4.125.429
4.153.707
4.206.067
8
Keuangan, asuransi, real estate, dan bisnis service
656.724
617.722
633.744
9
Komunitas, social,dan pelayanan personal
12.574.844
12.394.272
12.224.654
10
Lain-lain
3.161
-
-

Total Non Manufaktur

74.397.578
77.738.827
77.300.904

Total
85.406. 529
87.627.449
88.816.859
      Dari prose sirkulasi ekonomi kapitlis, peran buruh non manufaktur dapat kita lihatdalam bagan sebagai berikut :
Jasa Pelayanan Publik
Buruh hotel, kebersihan,restouran, kesehatan, pendidikan, transportasi manusia,  telekomunikasi, dll
 
      Distribusi Barang jadi
Transpotasi, buruh toko, retail, dll
 
       
Industri Bahan Baku
Buruh tambang, pertanian, perkebunan, dll
 
     
















Keterangan bagan :
  1. Aktivitas ekonomi kapitalis dimulai dari produksi bahan baku, kemudian menggunakan peran tarnsportasi untuk distribusi ke industri manufaktur yang akan menciptakan barang jadi siap pakai. (Pada kasus tertentu, proses sampai distribusi sampai pada distribusi kepada konsumen tidak harus melalui industri manufaktur. Contoh ; dari poduksi hasil perkebunan yang dapat langsung dikonsumsi) ;
  2. Kemudian akan ada proses distribusi barang jadi tersebut kepada konsumen yang menggunakan peran sector transportasi dan perdagangan;
  3. Dalam seluruh rangkaian kegiatan tersebut, para pelaku ekonomi membutuhkan jasa pelayanan publik. Hal ini dibutuhkan baik oleh buruh maupun kapitalis, namun tetap dengan perbedaan/diskriminasi pealyanan. Pelayanan publik disini, tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan fisik, tapi juga kebutuhan psikis;
  4. Seluruh perusahaan pada masing-masing aktivitas ekonomi menggunakan lembaga keuangan (bank, dsb) sebagai dana operasional/modalnya;
  5. Dana-dana yang diberikan kepada perusahaan tersebut (kredit), berasal dari uang masyarakat yang ditarik kedalam bentuk tabungan, deposito, serta pinjaman dari bank sentral atau bank asing;
  6. Siklus ini menunjukan bahwa antara setiap sector kegiatan ekonomi, saling terkait satu dengan yang lain; 

Pengaruh Tehnologi Informasi ke dalam pergaulan remaja (Handphone)


Pengaruh Tehnologi Informasi ke dalam pergaulan remaja (Handphone)


Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Kalau dahulu kita mengenal kata pepatah “dunia tak selebar daun kelor”, sekarang pepatah itu selayaknya berganti; dunia saat ini selebar daun kelor, karena cepatnya akses informasi di berbagai belahan dunia membuat dunia ini seolah semakin sempit dikarenakan kita dapat melihat apa yang terjadi di Amerika misalnya, meskipun kita berada di Indonesia.

Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat. Dan di akui atau tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.
Hal yang sama terjadi di Bawean. Sebuah pulau kecil yang terletak sekitar 12 mil di sebelah utara Pulau Jawa ini pun tak luput dari pengaruh kemajuan teknologi (modernisasi) yang melanda belahan dunia saat ini. Banyaknya penduduk pulau Bawean yang tinggal di luar pulau maupun di luar negeri termasuk salah satu dari sekian banyak faktor yang mendukung pesatnya kemajuan teknologi di pulau Bawean ini. Memang, tak dapat di pungkiri bahwa salah satu faktor pendukung kemajuan suatu daerah, terutama daerah terpencil seperti Bawean ini adalah intensitas interaksinya dengan dunia luar/daerah lain.
Bagaimana banyaknya penduduk pulau Bawean yang tinggal di luar pulau terutama luar negeri dikatakan menjadi faktor yang mendukung pesatnya kemajuan teknologi yang ada di pulau Bawean? Hal ini erat kaitannya dengan pendapatan perekonomian masyarakat yang di dapat dari hasil mereka di luar negeri tersebut. Karena, umumnya, mereka yang bekerja di luar negeri, taraf ekonominya relatif meningkat dan secara langsung ataupun tidak langsung menyebabkan perubahan gaya hidup. Dari yang tidak punya televisi menjadi punya televisi lengkap dengan antenna parabola yang dapat menangkap siaran saluran (channel) dari luar negeri, dari yang tidak punya Hand Phone menjadi punya Hand Phone keluaran terbaru sekalipun. Bahkan mereka dapat membeli personal computer (laptop) yang di lengkapi dengan teknologi yang dapat di gunakan untuk mengakses internet secara langsung (wireless). Begitulah asimilasi dan dampaknya terjadi di tengah-tengah masyarakat Bawean saat ini.
Beberapa waktu yang lalu, pesatnya kemajuan teknologi di pulau Bawean semakin semarak dengan masuknya broadband internet dengan akses cepat (Speedy) ke pulau Bawean. Hal ini patut kita syukuri, mengingat begitu cepatnya kemajuan akses informasi saat ini menyebabkan kebutuhan internet adalah niscaya bagi masyarakat Bawean, agar mereka menjadi masyarakat yang tidak ketinggalan informasi. Meskipun hadirnya akses internet cepat (Speedy) di pulau Bawean harus kita syukuri, bukan berarti kita tidak perlu waspada dengan segala dampak yang akan timbul dari masuknya internet ke pulau Bawean tersebut. Karena seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan adanya akses internet ini, tentu dia membawa dampak yang positif dan juga negatif terhadap kehidupan masyarakat di pulau Bawean, terutama kaum remaja yang nota bene selalu tertarik untuk mencoba hal-hal baru, sedang dari segi psikologis, kondisi kejiwaan mereka merupakan usia yang paling rawan terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pertanyaannya sekarang adalah, siapkah masyarakat Bawean dengan adanya kemajuan teknologi yang tak terbendung ini?
Saat ini dapat kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir masyarakat Bawean, terutama di kalangan remaja. Saya lebih menekankan dampak teknologi pada kehidupan remaja Bawean dengan alasan merekalah yang lebih dekat dan lebih banyak berinteraksi dengan teknologi seperti televisi, HP, ataupun internet. Dan juga secara pengaruh, merekalah yang paling rentan terkena pengaruh/dampak negatif dari teknologi tersebut. Kalo dulu kita lihat para siswa bersekolah dengan hanya membawa buku-buku pelajaran ataupun alat tulis, kini dapat kita saksikan para siswa berangkat sekolah dengan HP sebagai bawaan wajib mereka. Entah sebetulnya mereka benar-benar membutuhkan HP tersebut sebagai alat komunikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja Bawean sekarang, HP merupakan sarana gaul yang mutlak mereka miliki. Semakin bagus HP yang mereka punya, semakin merasa gaul dan percaya dirilah mereka (walaupun mungkin mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakan fitur-fitur canggih yang mereka punya di HP mereka).
Dari mana para remaja itu memperoleh HP tersebut? Dapat di pastikan, mereka memperolehnya dari orang tua mereka masing-masing. Mayoritas para remaja di Bawean, orang tuanya bekerja di luar negeri seperti Malaysia atau Singapura. Dan umumnya, para orang tua itu merasa bangga bisa memenuhi segala kebutuhan dan permintaan anaknya tanpa mereka memperhatikan dampak yang akan timbul dari apa yang mereka para orang tua berikan pada anak. Itulah ungkapan kasih sayang orang tua yang mungkin cara penyampaiannya kurang tepat. Dengan memberi anak mereka HP keluaran terbaru, misalnya, mereka merasa telah berhasil sebagai orang tua, tanpa mereka pertimbangkan, akan di gunakan untuk apa HP tersebut oleh anak-anak mereka?
Memberikan alat komunikasi seperti HP kepada anak, sesungguhnya bukan hal yang salah, karena dengan HP tersebut, mungkin orang tua berharap komunikasi dengan sang anak lebih mudah dan lancar, akan tetapi, hal tersebut menjadi boomerang ketika ternyata HP tersebut disalah gunakan oleh anak untuk hal-hal yang negatif seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan juga di gunakan sebagai alat yang memperlancar komunikasi dengan lawan jenis untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti pacaran, sehingga dengan HP tersebut berdampak negatif pada anak seperti terjadinya pergaulan bebas, seks di luar nikah dan menurunnya prestasi belajar bahkan juga bisa terjadi anak mengambil uang ataupun barang berharga milik orang tuanya tanpa izin hanya untuk membeli pulsa. Karena itu, orang tua hendaknya benar-benar mempertimbangkan matang-matang segala dampak yang akan timbul sebelum memutuskan untuk memberikan HP ataupun benda-benda lain yang sekiranya berdampak negatif terhadap perkembangan anaknya.
Ketika memutuskan untuk memberikan HP kepada anak, alangkah baiknya orang tua juga mengawasi dan mengarahkan anak agar anak tidak lepas kontrol dalam menggunakan HP. Tidak ada salahnya sewaktu-waktu kita memeriksa HP anak untuk mengetahui isi yang ada di dalamnya dengan meminta ijin anak terlebih dahulu. Karena dengan meminta ijin, anak akan merasa dihargai dan itu memberikan pengaruh yang besar terhadap pribadinya dan juga membentuk kesan positif dalam diri mereka tentang pribadi kita sebagai orang tua. Ketika kita dapati mungkin ada video porno di HP anak, jangan langsung bersikap menghakimi dan menghukum layaknya seorang polisi, akan tetapi alangkah baiknya kita tanyakan kepada anak darimana dia mendapat video itu dan untuk apa dia menyimpannya. Apapun jawaban anak, orang tua tidak boleh bersikap menghakimi dan menyalahkan anak, apalagi memarahi anak dan berlaku ringan tangan. Akan tetapi kita ajak anak berdiskusi/sharing mengenai hal tersebut, apa hal itu bermanfaat dan apa dampaknya bagi anak, dan jangan lupa, ketika berdiskusi, kita juga harus mendengarkan pendapat anak dan memberikan pengarahan yang tepat. Karena apapun alasannya, kekerasan tidak menyelesaikan masalah, sekali kita berlaku kasar apalagi main tangan terhadap anak kita, sesungguhnya kita telah menorehkan luka dihatinya, yang sampai kapanpun luka itu tidak akan pernah sembuh dan akan terus membekas di sanubarinya.
Selain HP, kemajuan teknologi di Bawean juga di tandai dengan masuknya akses internet, internet saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Lewat internet, mereka bisa mengakses segala informasi dari seluruh dunia. Tentu tak semua informasi yang disajikan adalah informasi yang layak di akses oleh remaja. Karena terkadang lewat internet mereka dapat dengan bebas menyaksikan segala hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang dapat di akses dengan mudah di dunia maya (internet). Hal ini tentu menimbulkan efek yang kurang baik bagi perkembangan kepribadian remaja. Dari yang semula mereka merasa tabu tentang seks, sampai akhirnya mereka melihat seksualitas yang di obral di internet tanpa pengarahan serta bimbingan yang tepat dan mereka merasa penasaran bahkan mencobanya. Karena itu, tak heran jika saat ini pergaulan remaja di Bawean menjadi sangat mengkhawatirkan dan meresahkan masyarakat terutama para orang tua.
Televisi, juga merupakan produk modernisasi yang memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan dan perubahan nilai-nilai di masyarakat. Khususnya masyarakat Bawean. Banyak orang meniru gaya hidup dari publik figur yang mereka saksikan lewat televisi. Model baju selebritis terbaru, model potongan rambut terbaru, bahkan juga tak jarang meniru tingkah laku para selebritis yang mereka lihat lewat televisi, tanpa peduli apakah gaya hidup selebritis ataupun publik figur yang mereka tiru dan mereka jadikan sebagai role model itu sesuai dengan kondisi dan situasi dimana mereka tinggal atau tidak. Hal ini juga melanda kalangan remaja, dimana memang pada masa ini adalah masa dimana mereka para remaja mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja, serta menjadikan role modelnya itu sebagai identitasnya. Tak heran jika kita dapati banyak para remaja di Bawean meniru gaya para selebritis idola mereka, dari mulai gaya rambut, gaya berbusana, bahkan gaya pacaran para artis yang mereka saksikan lewat televisi.
Sebagai orang tua, seharusnya mengerti kondisi kejiwaan anak, terutama anak remaja. Menurut para ahli psikologi masa remaja merupakan masa yang paling rentan dalam perkembangan kejiwaan anak. Pada usia remaja ini, anak telah meninggalkan usia kanak-kanak dimana mereka tidak dapat disebut lagi sebagai anak kecil, tapi juga belum bisa di terima dalam kelompok orang dewasa. Pada masa ini anak telah mulai mencari-cari siapa dirinya sebenarnya (looking for identity/Identity formation), berusaha untuk menemukan kelompok atau teman-teman yang mau mengakui kemampuan dan menghargai dirinya dan telah mulai memiliki minat terhadap lawan jenis (minat seksual). Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, dan bisa saja dalam proses pencarian jati diri itu remaja tersebut melalui jalan yang benar atau jalan yang salah. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas, dan itu akan berdampak tidak baik terhadap perkembangan kepribadiannya dimasa yang akan datang. Itulah kenapa, masa remaja adalah masa yang paling rawan terhadap pengaruh yang datang dari luar. Baik pengaruh positif ataupun pengaruh negatif, disinilah peran sebagai orang tua di butuhkan untuk dapat membimbing dan mengarahkan anak remaja agar tidak kehilangan kontrol dirinya (self control).
Seyogyanya pula sebagai orang tua, selalu memantau perkembangan anak, dengan tanpa mengekang kreatifitas ataupun dunia anak. Karena anak memiliki dunianya sendiri, dimana mereka tinggal dengan segala imajinasi dan juga teman-teman yang mereka miliki. Tugas orang tua lah mendidik dan mengarahkan agar nanti dunia anak kita tidak hanya menjadi dunia yang dipenuhi dengan kegelapan, tapi juga dunia yang diwarnai dengan keceriaan dan kebahagiaan serta dunia dimana mereka menilai citra dirinya (image of self) secara positif dan memiliki rasa percaya diri(self esteem).
Sekarang ini, akibat produk modernisasi seperti televisi, HP ataupun internet, kita dapat melihat bahwa tak ada bedanya gaya hidup masyarakat kota dengan masyarakat desa. Budaya barat yang dahulu hanya di adaptasi dan di tiru oleh masyarakat kota, dengan adanya kemajuan teknologi juga telah melanda masyarakat di pedesaan. Budaya tolong menolong yang dahulu lekat dengan masyarakat desa, lambat laun berkurang meski tidak hilang sama sekali, berganti dengan budaya individualistik. Budaya santun dan lugu yang juga menjadi ciri khas masyarakat pedesaan perlahan mulai pudar dan berganti dengan budaya urakan yang dengan bangga mereka sebut dengan istilah gaul.
Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tak dapat kita hindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri kita sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma dan juga nilai-nilai pekerti yang luhur. Bagaimanapun, sebagai anggota masyarakat, dan terutama sebagai orang tua, kita harus melakukan suatu tindakan representative dan preventif, agar semaksimal mungkin dapat mencegah pengaruh negatif teknologi terhadap anak-anak kita khususnya kaum remaja yang merupakan generasi emas yang akan menjadi penerus perjuangan kita membentuk bangsa yang berakhlak dan berbudaya di masa yang akan datang. (Jakarta, 28 agustus 2008)
http://www.bawean.net