Pengaruh Tehnologi Informasi ke dalam pergaulan
remaja (Handphone)
Kemajuan teknologi
saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Berbagai informasi
yang terjadi di berbagai belahan dunia kini telah dapat langsung kita ketahui
berkat kemajuan teknologi (globalisasi). Kalau dahulu kita mengenal kata
pepatah “dunia tak selebar daun kelor”, sekarang pepatah itu selayaknya
berganti; dunia saat ini selebar daun kelor, karena cepatnya akses informasi di
berbagai belahan dunia membuat dunia ini seolah semakin sempit dikarenakan kita
dapat melihat apa yang terjadi di Amerika misalnya, meskipun kita berada di
Indonesia.
Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat. Dan di akui atau tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.
Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia. Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok-pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat. Dan di akui atau tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat khususnya masyarakat pedesaan dengan segala image yang menjadi ciri khas mereka.
Hal yang sama
terjadi di Bawean. Sebuah pulau kecil yang terletak sekitar 12 mil di sebelah
utara Pulau Jawa ini pun tak luput dari pengaruh kemajuan teknologi
(modernisasi) yang melanda belahan dunia saat ini. Banyaknya penduduk pulau
Bawean yang tinggal di luar pulau maupun di luar negeri termasuk salah satu
dari sekian banyak faktor yang mendukung pesatnya kemajuan teknologi di pulau
Bawean ini. Memang, tak dapat di pungkiri bahwa salah satu faktor pendukung kemajuan
suatu daerah, terutama daerah terpencil seperti Bawean ini adalah intensitas
interaksinya dengan dunia luar/daerah lain.
Bagaimana
banyaknya penduduk pulau Bawean yang tinggal di luar pulau terutama luar negeri
dikatakan menjadi faktor yang mendukung pesatnya kemajuan teknologi yang ada di
pulau Bawean? Hal ini erat kaitannya dengan pendapatan perekonomian masyarakat
yang di dapat dari hasil mereka di luar negeri tersebut. Karena, umumnya,
mereka yang bekerja di luar negeri, taraf ekonominya relatif meningkat dan
secara langsung ataupun tidak langsung menyebabkan perubahan gaya hidup. Dari
yang tidak punya televisi menjadi punya televisi lengkap dengan antenna
parabola yang dapat menangkap siaran saluran (channel) dari luar negeri, dari
yang tidak punya Hand Phone menjadi punya Hand Phone keluaran terbaru
sekalipun. Bahkan mereka dapat membeli personal computer (laptop) yang di
lengkapi dengan teknologi yang dapat di gunakan untuk mengakses internet secara
langsung (wireless). Begitulah asimilasi dan dampaknya terjadi di
tengah-tengah masyarakat Bawean saat ini.
Beberapa waktu
yang lalu, pesatnya kemajuan teknologi di pulau Bawean semakin semarak dengan
masuknya broadband internet dengan akses cepat (Speedy) ke
pulau Bawean. Hal ini patut kita syukuri, mengingat begitu cepatnya kemajuan
akses informasi saat ini menyebabkan kebutuhan internet adalah niscaya bagi
masyarakat Bawean, agar mereka menjadi masyarakat yang tidak ketinggalan
informasi. Meskipun hadirnya akses internet cepat (Speedy) di
pulau Bawean harus kita syukuri, bukan berarti kita tidak perlu waspada dengan
segala dampak yang akan timbul dari masuknya internet ke pulau Bawean tersebut.
Karena seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan
adanya akses internet ini, tentu dia membawa dampak yang positif dan juga
negatif terhadap kehidupan masyarakat di pulau Bawean, terutama kaum remaja
yang nota bene selalu tertarik untuk mencoba hal-hal baru, sedang dari segi
psikologis, kondisi kejiwaan mereka merupakan usia yang paling rawan terhadap
pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pertanyaannya sekarang adalah, siapkah
masyarakat Bawean dengan adanya kemajuan teknologi yang tak terbendung ini?
Saat ini dapat
kita lihat betapa kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan pola
pikir masyarakat Bawean, terutama di kalangan remaja. Saya lebih menekankan
dampak teknologi pada kehidupan remaja Bawean dengan alasan merekalah yang
lebih dekat dan lebih banyak berinteraksi dengan teknologi seperti televisi,
HP, ataupun internet. Dan juga secara pengaruh, merekalah yang paling rentan
terkena pengaruh/dampak negatif dari teknologi tersebut. Kalo dulu kita lihat
para siswa bersekolah dengan hanya membawa buku-buku pelajaran ataupun alat
tulis, kini dapat kita saksikan para siswa berangkat sekolah dengan HP sebagai
bawaan wajib mereka. Entah sebetulnya mereka benar-benar membutuhkan HP
tersebut sebagai alat komunikasi atau tidak, yang jelas bagi remaja Bawean
sekarang, HP merupakan sarana gaul yang mutlak mereka miliki. Semakin bagus HP
yang mereka punya, semakin merasa gaul dan percaya dirilah mereka (walaupun
mungkin mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakan fitur-fitur canggih yang
mereka punya di HP mereka).
Dari mana para
remaja itu memperoleh HP tersebut? Dapat di pastikan, mereka memperolehnya dari
orang tua mereka masing-masing. Mayoritas para remaja di Bawean, orang tuanya
bekerja di luar negeri seperti Malaysia atau Singapura. Dan umumnya, para orang
tua itu merasa bangga bisa memenuhi segala kebutuhan dan permintaan anaknya
tanpa mereka memperhatikan dampak yang akan timbul dari apa yang mereka para
orang tua berikan pada anak. Itulah ungkapan kasih sayang orang tua yang
mungkin cara penyampaiannya kurang tepat. Dengan memberi anak mereka HP
keluaran terbaru, misalnya, mereka merasa telah berhasil sebagai orang tua,
tanpa mereka pertimbangkan, akan di gunakan untuk apa HP tersebut oleh
anak-anak mereka?
Memberikan alat
komunikasi seperti HP kepada anak, sesungguhnya bukan hal yang salah, karena
dengan HP tersebut, mungkin orang tua berharap komunikasi dengan sang anak
lebih mudah dan lancar, akan tetapi, hal tersebut menjadi boomerang ketika
ternyata HP tersebut disalah gunakan oleh anak untuk hal-hal yang negatif
seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan juga di gunakan sebagai
alat yang memperlancar komunikasi dengan lawan jenis untuk hal-hal yang kurang
bermanfaat seperti pacaran, sehingga dengan HP tersebut berdampak negatif pada
anak seperti terjadinya pergaulan bebas, seks di luar nikah dan menurunnya prestasi
belajar bahkan juga bisa terjadi anak mengambil uang ataupun barang berharga
milik orang tuanya tanpa izin hanya untuk membeli pulsa. Karena itu, orang tua
hendaknya benar-benar mempertimbangkan matang-matang segala dampak yang akan
timbul sebelum memutuskan untuk memberikan HP ataupun benda-benda lain yang
sekiranya berdampak negatif terhadap perkembangan anaknya.
Ketika memutuskan
untuk memberikan HP kepada anak, alangkah baiknya orang tua juga mengawasi dan
mengarahkan anak agar anak tidak lepas kontrol dalam menggunakan HP. Tidak ada
salahnya sewaktu-waktu kita memeriksa HP anak untuk mengetahui isi yang ada di
dalamnya dengan meminta ijin anak terlebih dahulu. Karena dengan meminta ijin,
anak akan merasa dihargai dan itu memberikan pengaruh yang besar terhadap
pribadinya dan juga membentuk kesan positif dalam diri mereka tentang pribadi
kita sebagai orang tua. Ketika kita dapati mungkin ada video porno di HP anak,
jangan langsung bersikap menghakimi dan menghukum layaknya seorang polisi, akan
tetapi alangkah baiknya kita tanyakan kepada anak darimana dia mendapat video
itu dan untuk apa dia menyimpannya. Apapun jawaban anak, orang tua tidak boleh
bersikap menghakimi dan menyalahkan anak, apalagi memarahi anak dan berlaku
ringan tangan. Akan tetapi kita ajak anak berdiskusi/sharing mengenai hal
tersebut, apa hal itu bermanfaat dan apa dampaknya bagi anak, dan jangan lupa,
ketika berdiskusi, kita juga harus mendengarkan pendapat anak dan memberikan
pengarahan yang tepat. Karena apapun alasannya, kekerasan tidak menyelesaikan
masalah, sekali kita berlaku kasar apalagi main tangan terhadap anak kita,
sesungguhnya kita telah menorehkan luka dihatinya, yang sampai kapanpun luka
itu tidak akan pernah sembuh dan akan terus membekas di sanubarinya.
Selain HP, kemajuan
teknologi di Bawean juga di tandai dengan masuknya akses internet, internet
saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Lewat
internet, mereka bisa mengakses segala informasi dari seluruh dunia. Tentu tak
semua informasi yang disajikan adalah informasi yang layak di akses oleh
remaja. Karena terkadang lewat internet mereka dapat dengan bebas menyaksikan
segala hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang dapat di akses
dengan mudah di dunia maya (internet). Hal ini tentu menimbulkan efek yang
kurang baik bagi perkembangan kepribadian remaja. Dari yang semula mereka
merasa tabu tentang seks, sampai akhirnya mereka melihat seksualitas yang di
obral di internet tanpa pengarahan serta bimbingan yang tepat dan mereka merasa
penasaran bahkan mencobanya. Karena itu, tak heran jika saat ini pergaulan
remaja di Bawean menjadi sangat mengkhawatirkan dan meresahkan masyarakat
terutama para orang tua.
Televisi, juga
merupakan produk modernisasi yang memberikan dampak yang besar terhadap
kehidupan dan perubahan nilai-nilai di masyarakat. Khususnya masyarakat Bawean.
Banyak orang meniru gaya hidup dari publik figur yang mereka saksikan lewat
televisi. Model baju selebritis terbaru, model potongan rambut terbaru, bahkan
juga tak jarang meniru tingkah laku para selebritis yang mereka lihat lewat
televisi, tanpa peduli apakah gaya hidup selebritis ataupun publik figur yang
mereka tiru dan mereka jadikan sebagai role model itu sesuai dengan kondisi dan
situasi dimana mereka tinggal atau tidak. Hal ini juga melanda kalangan remaja,
dimana memang pada masa ini adalah masa dimana mereka para remaja mencari
sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja, serta
menjadikan role modelnya itu sebagai identitasnya. Tak heran jika kita dapati
banyak para remaja di Bawean meniru gaya para selebritis idola mereka, dari
mulai gaya rambut, gaya berbusana, bahkan gaya pacaran para artis yang mereka
saksikan lewat televisi.
Sebagai orang tua,
seharusnya mengerti kondisi kejiwaan anak, terutama anak remaja. Menurut para
ahli psikologi masa remaja merupakan masa yang paling rentan dalam perkembangan
kejiwaan anak. Pada usia remaja ini, anak telah meninggalkan usia kanak-kanak
dimana mereka tidak dapat disebut lagi sebagai anak kecil, tapi juga belum bisa
di terima dalam kelompok orang dewasa. Pada masa ini anak telah mulai
mencari-cari siapa dirinya sebenarnya (looking for identity/Identity
formation), berusaha untuk menemukan kelompok atau teman-teman yang mau
mengakui kemampuan dan menghargai dirinya dan telah mulai memiliki minat
terhadap lawan jenis (minat seksual). Masa remaja adalah masa pencarian jati
diri, dan bisa saja dalam proses pencarian jati diri itu remaja tersebut
melalui jalan yang benar atau jalan yang salah. Apabila remaja gagal dalam
mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan
kapal yang kehilangan kompas, dan itu akan berdampak tidak baik terhadap
perkembangan kepribadiannya dimasa yang akan datang. Itulah kenapa, masa remaja
adalah masa yang paling rawan terhadap pengaruh yang datang dari luar. Baik
pengaruh positif ataupun pengaruh negatif, disinilah peran sebagai orang tua di
butuhkan untuk dapat membimbing dan mengarahkan anak remaja agar tidak
kehilangan kontrol dirinya (self control).
Seyogyanya pula
sebagai orang tua, selalu memantau perkembangan anak, dengan tanpa mengekang
kreatifitas ataupun dunia anak. Karena anak memiliki dunianya sendiri, dimana
mereka tinggal dengan segala imajinasi dan juga teman-teman yang mereka miliki.
Tugas orang tua lah mendidik dan mengarahkan agar nanti dunia anak kita tidak
hanya menjadi dunia yang dipenuhi dengan kegelapan, tapi juga dunia yang
diwarnai dengan keceriaan dan kebahagiaan serta dunia dimana mereka menilai
citra dirinya (image of self) secara positif dan memiliki rasa
percaya diri(self esteem).
Sekarang ini,
akibat produk modernisasi seperti televisi, HP ataupun internet, kita dapat
melihat bahwa tak ada bedanya gaya hidup masyarakat kota dengan masyarakat
desa. Budaya barat yang dahulu hanya di adaptasi dan di tiru oleh masyarakat
kota, dengan adanya kemajuan teknologi juga telah melanda masyarakat di
pedesaan. Budaya tolong menolong yang dahulu lekat dengan masyarakat desa,
lambat laun berkurang meski tidak hilang sama sekali, berganti dengan budaya
individualistik. Budaya santun dan lugu yang juga menjadi ciri khas masyarakat
pedesaan perlahan mulai pudar dan berganti dengan budaya urakan yang dengan
bangga mereka sebut dengan istilah gaul.
Pada hakikatnya,
kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tak dapat
kita hindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana
terhadap diri kita sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan
teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita
sebagai manusia yang memiliki norma dan juga nilai-nilai pekerti yang luhur.
Bagaimanapun, sebagai anggota masyarakat, dan terutama sebagai orang tua, kita
harus melakukan suatu tindakan representative dan preventif,
agar semaksimal mungkin dapat mencegah pengaruh negatif teknologi terhadap
anak-anak kita khususnya kaum remaja yang merupakan generasi emas yang akan
menjadi penerus perjuangan kita membentuk bangsa yang berakhlak dan berbudaya
di masa yang akan datang. (Jakarta, 28 agustus 2008)
http://www.bawean.net
0 komentar:
Posting Komentar