Buruh dan Mahasiswa Dalam Menegakkan Demokrasi


Buruh dan Mahasiswa
           
Kaum buruh Indonesia saat ini tingkat kesejahteraannnya masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini lebih diperparah dengan kebijakan ekonomi Megawati yang berpihak kepada Kapitalis, yang artinya Megawati adalah agen kapitalis Iternasional. Besarnya upah yang diterima buruh tiap bulan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya masing-masing. Sedangkan UMP sekalipun yang diterima buruh dirasakan belum layak untuk menopang kehidupannya dan kemudian kebebasan buruh untuk menuntuk haknya yang dijamin oleh undang-undang, seperti kebebasan berorganisasi bagi kaum buruh seringkali masih mendapatkan sikap antipati dan represif dari pemerintah dan pemilik modal.
            Kondisi gerakan buruh yang kurang begitu kuat mengakibatkan perlawanannya masih bersifat momentum dan spontanitas. Banyaknya serikat-serikat buruh belum menjadi jaminan karena, terbukti garis perlawanan yang digunakan oleh kebanyakan serikat buruh terkadang masih moderat. Hanya ada beberapa organaisasi buruh radikal yang cukup kuat dan solid, tetapi itupun masih kesulitan menjangkau pengorganisiran yang lebih luas. Kondisi yang sangat represif yang dihadapi oleh gerakan buruh ini juga ikut melemahkan perlawanan kaum buruh. Akan tetapi kondisi yang represif ini dapat memperbesar tingkat perlawanan kaum buruh. Apalagi dengan banyaknya issue-issue yang berkembang dikalangan buruh sendiri. Mencuatnya issue tolak privatisasi dilingkungan kaum buruh manufaktur dan non manufaktur, ini dapat mendorong kesadaran kaum buruh kearah kesadaran politis. Selain issue tolak privatisasi yang berkembang saat ini issue paling sering diangkat oleh gerakan perlawanan buruh adalah issue-issue normatif sekitar kenaikan upah, kasus PHK dan lain-lain.

            Melihat kondisi-kondisi yang terjadi dirakyat terutama yang ada pada kaum buruh, pada saat sekarang telah menunjukan bahwa mereka siap menjalankan tugasnya sebagai kekuatan utama bagi proses demokratisasi dan untuk mewujudkan negara demokrasi yang sesejati-sejatinya bukan hanya tugas dari kaum buruh sendiri melainkan tugas dari seluruh rakyat yang ada di Indonesia ini termasuk mahasiswa, petani, rakyat miskin perkotaan, dll. Fakta sejarah mengatakan bahwa ditahun 1998 gerakan perlawanan mahasiswa membesar ketika imbas krisis ekonomi masuk dalam aktivitas perkuliahan. Gerakan mahasiwa sendiri harus sudah menyatu dengan gerakan rakyat. Aliansi merupakan hal yang mutlak bagi gerakan mahasiswa untuk kembali membangun kekuatan. Sektarian organisasi/kampus, slogan reformasi dan gerakan moral harus sudah ditinggalkan oleh gerakan mahasiswa, karena hanya ini yang selalu membentengi gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat lainnya. Sektor buruh atau kelas pekerja adalah elemen yang berkontradiksi langsung dengan sistem kapitalisme yang selama ini membelenggu kehidupan mereka. Neo-liberalisme yang dijalankan oleh pemerintahan Megawati menjadi pintu masuk bagi gerakan mahasiswa untuk kembali membangun kekuatan melawan sistem kapitalisme. Kita bisa lihat sektor rakyat manakah yang terus menerus melakukan demonstrasi akhir-akhir ini. Mogok buruh semakin memperlihatkan kepada kita bahwa program ekonomi Megawati yang mengedepankan agenda-agenda Neo-liberalisme akan semakin menyulitka rakyat terutama kaum buruh. Untuk menyatukan gerakan buruh dan mahasiswa harus ada issue dan platform yang sama. Melihat berbagai kondisi objektif tingkat kesadaran massa baik diburuh maupun di mahasiswa issue yang bersifat ekonomis dan politis lebih mengena untuk menyatukan gerakan buruh dan mahasiswa. Dengan menjelangnya hari perlawanan buruh pada tanggal 1 Mei 2002 yang harus dijadikan hari perlawanan buruh dan bukan saja hari perlawanan akan tetapi bisa dijadikan sebagai hari bersatunya buruh sedunia untuk melakukan perlawanan kepada kebijakan pemerintahan Megawati dan kapitalis Internasional. Untuk gerakan mahasiswa perlawanan kepada pemerintahan Megawati bisa dilakukan pada tanggal 2 Mei sebagai hari pendidikan yang ternyata  sampai saat ini  dunia penddidikan di negara kita masih dikendalikan dan digunakan oleh sebagian orang untuk mengeruk keuntungan. Ini terbukti dengan mahalnya biaya pendidikan dan masih banyak persoalan yang masih senantiasa ada dalam dunia pendidikan kita.

            Akhir dari tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa proses yang diuraikan diatas tidak mudah. Ia akan meminta kerelaan waktu, materi bahkan hidup kita sendiri. Dan yang lebih penting lagi kita dapat menghilangkan sifat sektarianisme kita. Kita telah melihat kawan-kawan kita yang ditangkap, dan dimasukan kedalam penjara serta dsikeluarkan dari kampusnya. Kita juga melihat kawan kita yang hiulang satu persatu,
demoralisasi, menyerah dan masih banyak lagi, akan tetapi kita juga melihat munculnya beratus-ratus kawan-kawan baru kita yang lebih maju dan lebih siap terhadap tugas mulia, suci dan mendesak ini. Oleh karena itu wajar jika diakhir tulisan ini saya teriakkan “HIDUP GERAKAN DEMOKRASI DI INDONESIA”.









0 komentar:

Posting Komentar